IMLA INDONESIA MENGUSULKAN SERTIFIKASI LEMBAGA DAN STANDARISASI TES BAHASA ARAB DALAM FGD MAJMA’ DI RIYADH
Pada hari ke-tiga dari rangkaian Konferensi Bahasa Arab “Komputasi Bahasa Arab dan Pengayaan Data Kebahasaan”, Majma’ al-Malik Salman mengadakan Focus Group Discussion (FGD) terbatas, dihadiri oleh sekirat 30 orang peserta. Delegasi IMLA Indonesia yang diwakili oleh Ketum dan Bendum turut hadir dalam forum spesial tersebut. FGD dimulai tepat pukul 09.00 bertempat di Mini Hall kantor pusat Majma’ al-Malik Salman, yang terletak di Kawasan Olaya, kota Riyadh Saudi Arabia. Acara FGD diawali dengan sambutan oleh wakil Sekjen Majma’, dilanjutkan dengan presentasi beberapa divisi yang berada di bawa Majma’, diantaranya divisi Siyayah Lugawiyah yang disampaikan langsung oleh ketua divisi Prof. Dr. Mahmoud al-Mahmoud dan divisi kurikulum yang disampaikan oleh ketuanya, yaitu prof Dr. Sa’d al-Judai’ al-Qahtahni.
Acara FGD dilanjutkan dengan memberi kesempatan kepada pada peserta untuk menyampaikan usulan dan masukan demi pengembangan bahasa Arab kedepan, terutama sekali usulan ini disampaikan kepada Majma’ agar ditindaklanjuti. Delegasi IMLA Indonesia yang diwakili oleh Ketum Prof. Dr. Uril Bahruddin, M.A dan Bendum Prof. Dr. Faisal Mubarak, M.A. tidak ketinggalan untuk menyampaikan pikiran-pikirannya.
Dalam FGD tersebut Ketum IMLA Indonesia mengusulkan kepada Majma’ al-Malik Salman, agar memprakarsai program penting terkait dengan pengembangan institusi Pendidikan Bahasa Arab. Institusi yang diusulkan berfungsi untuk melakukan penilaian program Pendidikan Bahasa Arab sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan memberi sertifikat sesuai dengan hasil penilaian, atau yang biasa dikenal dengan Lembaga Sertifikasi, namun lembaga ini khusus hanya untuk mensertifikasi lembaga, program, atau pusat pembelajaran bahasa Arab. “Selama ini, kita sudah mendirikan program-program dan pusat-pusat pembelajaran Bahasa Arab, dan kita merasa program kita sudah berjalan dengan bagus, namun seharusnya ada lembaga yang secara khusus melakukan sertifikasi sehingga ada pengakuan dari instansi luar, bukan hanya perasaan internal pengelola program semata”, pungkas pak Ketum.
Prof. Faisal Mubarak, Bendum IMLA Indonesia, dalam kesempatan itu juga mengusulkan dua hal; Pertama: pentingnya mengembangkan tes standar bahasa Arab yang satu, diakui oleh semua sebagaimana dalam bahasa Inggris ada tes TOEFL. Kedua: mengusulkan peningkatan status jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh Majma’ al-Malik Salman agar dapat terindeks oleh lembaga pengindeks internasional semacam SCOPUS atau WoS. “Dua hal tersebut sangat penting, dan Majma al-Malik Salman sangat memungkinkan memprakarsainya, dengan sejumlah fasilitas dan SDM yang dimilikinya. Jika dua hal tersebut terealisasi, maka keberadaan bahasa Arab sebagai bahasa Internasional akan semakin kokoh, sejajar dengan bahasa-bahasa Internasional yang lain”, pungkas pak Bendum.
Setelah FGD usai, peserta FGD dibagi menjadi dua kelompok, pertama; mengunjungi pusat pengembangan media pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak, dan kedua; pusat Kecerdasan Buatan Bahasa Arab (Markaz Dzaka’ al-‘Arabiyah). FGD selesai tepat pukul 11.30 Waktu Riyadh, peserta naik ke kendaraan untuk kembali ke hotel. UB